Kali kedua berjumpa dengan Bang Faisal, penggagas dan penggerak literasi di Natuna. Tidak berlebihan menyebutnya demikian. Karena beliau memang sangat konsentrasi berbicara tentang bagaimana menghidupi buku-buku terutama untuk menajamkan nalar kritis di dalam diri.
Ya, kuakui hari ini berbicara buku dan
ruang diskusi seolah menjadi paradoks di tengah pemandangan anak-anak muda yang
tiada lagi di jumpai di tempat-tempat seperti caffe, nyaris tidak peduli. Hanya
berfokus dengan gawai melintang.
Tidak masalah, semua kembali kepada
pribadi masing-masing. Endingnya bagaimana keputusan itu kembali kepada diri
sendiri.
![]() |
mugglecaffe |
Obrolan yang tidak sebentar, selalu
semangat bagaimana buku harusnya menjadi fokus kita dalam menajamkan daya
kritis terhadap segala sesuatu. Ada yang kita dapatkan dari sini. Obrolan yang
tiada habisnya. Soal buku adalah soal karakter seseorang. Tidak peduli kita siapa,
dari kalangan masyarakat atau pejabat.
Semua terejawantah bagaimana
menyikapi segala peristiwa. Sederhana memang, atau bahkan orang juga tidak peduli
akan hal itu. Tapi, please. Masalah buku di Indonesia hari ini adalah masalah
yang sangat serius. Berbicara buku menjadi rentetan panjang, proses menuliskan
ide dan gagasan yang tidak sepele, harus begadang dan menyita banyak waktu. Riset
dan banyak hal yang dicurahkan untuk dijadikan sebuah karya berkualitas.
Namun faktanya, masih banyak
orang-orang yang tidak bertanggungjawab, merampas hak-hak penulis dan penerbit,
para pekerja dan semua hal yang terlibat dalam proses panjang penerbitan buku
dengan mudahnya membajak buku dan menjual secara bebas.
Miris!
Pembajakan buku adalah perampas. Maling
tanpa adab menjual karya orang dan pikiran yang sepenuhnya dituangkan untuk
bisa menjadikan karya utuh. merampas royalty dan gaji para pekerja di dalamnya.
Obrolan itu terus mengalir. Inti dari
semua itu adalah bagaimana kita mencintai buku. Mengobarkan semangat dalam diri
tentang karya-karya yang mungkin belum begitu sempurna. Yaps! Memang tidak
perlu menunggu sempurna untuk memulai.
Nostalgia tentang Senandung Rindu
Natuna hingga niatan untuk mencari siapa saja yang masih aktif untuk dihimpun
dan melahirkan karya lagi. Waallahu alam, kerja yang panjang. Tapi tidak ada
yang mustahil.
Obrolan yang manis, diakhiri
dengan, ya lagi dan lagi menghadiahiku dengan buku. masyaAllah terimakasih banyak
atas inspirasi yang dibagikan malam ini, Bang Muhammad Faisal.
Salam hangat, postingan pertama sebagai seorang yang baru
daftar blogger. Ahaha
YUDHIANTO MAZDEAN
Tidak ada komentar
Posting Komentar